Tempat Masuknya Syetan


Syetan masuk ke dalam diri seseorang untuk merusak dan menyesatkan itu melalui beberapa hal  yaitu :

1.الْجَهْلُ  :  Kebodohan

Kebodohan itu mematikan hati dan membutakan penglihatan sehingga orang bodoh itu tidak mengerti mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang sunnah dan mana yang bid'ah mana yang halal dan mana yang harom, mana yang hak mana yang batal, begitu seterusnya. Karena keadaan yang demikian maka syetan memanfaatkan kebodohan ini untuk merusak dan menyesatkan manusia. Untuk itu Allah melarang menjadi orang yang bodoh. Allah berfirman didalam surat Al An'am ayat 35 Yang Artinya : " Dan jika Allah menghendaki, niscaya Allah mengumpulkan mereka di atas petunjukNya, maka jangan sekali-kali kamu menjadi orang yang bodoh

Nabi Musa AS. Perna berdo'a

Yang artinya : " Berkata Musa : aku berlindung kepada Allah bahwa aku termasuk orang yang bodoh "

2.الْغَضَبُ :  Marah

Marah itu termasuk tempat masuknya syetan yang besar dan perangkapnya. Syetan mempermainkan kemarahan seseorang dalam rangka menyesatkan pelajunya itu seperti anak kecil mempermainkan bola seenaknya, begitu mudahnya orang yang marah itu dipalingkan dari kebenaran sehingga bulut yang biasa sopan nisa mengeluarkan kata-kata yang jorok, kasar, bisa mencacimaki, mengumpat, mencela, mencemoh, dll. Anggota badannya bisa tak terkendali, sehingga memukul, menyerang, merobek-robek, melukai, membunuh dll yang jelek. Hati orang yang marah dipenuhi rasa dengki, iri hati, menyimpan dendam terhadap orang yang dimarahi.

" Bersabda Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam : sesungguhnya aku mengerti satu kalimat yang kalu dia mengucapkannya niscaya hilang marah yang ia temui, yaitu : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

حُبُّ الدُّنْيَا .3  :  Cinta dunia

Sesungguhnya syetan telah mengiasi dunia dengan gebyarnya dalam hati kebanyakan manusia sehingga mereka condong pada dunia dan merasa senang dengan dunia, mereka berlomba-lomba mencari dunia dengan sungguh-sungguh, dunia dujadikan tujuannya, mereka saling membenci dan saling dengki karena dunia. Maka iblispun memanfaatkan sedemikian rupa sehingga manusia menjadi sesat.

Bersabda Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam

Yang artinya : " Sesungguhnya Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam Bersabda : demi Allah bukan fakir yang aku kuatirkan, tetapi aku kuatir terhadap dunia yang dibentankan kepada kalian seperti telah dibentankan kepada manusia sebelum kalian, maka kalian berlomba mendapatkannya seperti mereka berlomba-lomba untuk mendapatkannya, lantas dunia merusak kalian seperti halnya telah merusak mereka "

4. طُوْلُ اْلأَمَلِ  :   Panjang angan-angan

Seorang hamba jika panjang angan-angannya, dia akan melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan cenderung tidak pemperdulikan waktu, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai apa yang dia angan-angan oleh hatinya, meramalkan dunia dengan berbagai macam  usaha dan akan merobohkannya sendi-sendi kepentingan akhiratnya.

Bersabda Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam

Yang artinya : " Dari Abi Huroirah berkata : aku mendengar Rosulullah bersabda : tidak henti-hentinya hati orang tua itu tetap muda dalam dua hal yaitu dalam cinta terhadap dunia dan panjang angan-angan"

Jika kita mengerti tinggal berapa sisa umur kita dan sudah berapa umur yang kita lewati nicaya kita akan hidup lebih berhati-hati dalam menggapai apa yang kita angan-angankan, dan niscaya kita lebih senang untuk menanam amal kita dan lebih senang memperpendek apa yang diingikannya.

Kita akan merasa keberadaan kita di dunia seperti orang asing atau seperti orang yang sedang menyeberang jalan. Bersabda Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam :
Yang artinya : " jadilah kamu di dunia seolah-olah kamu itu orang asing atau yang menyeberang jalan." 

Untuk itu Ibnu Umar berkata :

Yang artinya : " jika engkau ada pada sore hari jangan kamu menuggu datangnya waktu pagi, atau jika engkau ada pada pagi hari, jangan kamu menunggu datangnya sore hari, ambillah sehatmu untuk sakitmu dan hidupmu untuk matimu."

Bersabda Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam :

Yang artinya : " gunakan lima sebelum lima : gunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu."

Ingat janganlah angan-anganmu sebagai tempat masuknya syetan untuk mempermainkanmu dengan adanya angan-angan yang muluk-muluk padahal kosong belaka, sehingga waktumu hanya habis kesibukan-kesibukan-kesibukan duniamu saja dan mengorbankan akhiratmu.

Bersambung.....

Sumber : http://www.ldii.or.id

Etika Berponsel


Bagaimana agar tidak jadi orang yang dibenci karena perilaku buruk saat berponsel?  Berikut ada beberapa hal yang pantang dilakukan ketika sedang memegang ponsel. Apa saja itu?

1. Menelepon/SMS saat di antrean

Sedang ada di barisan antrean kasir atau ATM atau antrean lain? Sebaiknya jangan menelepon atau SMS, atau chatting di pesan instant ponsel. Bikin kesal orang di belakang kita jika ternyata jalannya antrean macet hanya karena Anda asyik dengan ponsel.

2. SMS/chatting/email saat berjalan

Tetap dilakukan orang walau sudah banyak kejadian di mana orang celaka karenanya. Bahkan ada juga yang asyik dengan ponselnya saat mengendara sepeda, motor, dan mobil. Selain mencelakai diri sendiri, perilaku ini juga mencelakai orang lain.

3. Main games & nonton video dengan speaker menyala

Jika dilakukan di kamar saat sendirian sih tak menganggu. Tapi akan menganggu sekali jika sedang bersama orang lain. Orang di sekitarmu tak bisa ikut menikmati ponselmu, dan terganggu oleh suara berisik yang dihasilkan. Pakailah earphone agar kamu tidak dianggap egois.

4. Menelepon di toilet

Butuh privasi untuk menelepon? Sebaiknya jangan dilakukan di toilet yang dipakai bersama orang lain. Selain menganggu antrean, juga membuat orang lain harus mendengar percakapanmu yang tidak penting bagi mereka. Di samping itu, tidak maukandianggap sebagai orang jorok yang suka berlama-lama di tempat buang air besar?

5. Lebih memperhatikan ponsel daripada teman bicara

Bagaimana rasanya jika sedang berbicara dengan seseorang, tapi dia lebih asyik dengan ponselnya? Tersinggung dan merasa diremehkan, bukan? Maka hindari perilaku seperti itu. Anda juga akan dianggap sebagai orang yang tidak bisa menghargai orang lain, dan akan diperlakukan demikian pula.

6. Memotret, menandai, dan menyebarkan foto/video orang tanpa izin

Iseng mengabadikan suatu peristiwa, lalu mengunggahnya ke internet atau menyebarkan ke teman-teman, rasanya memang asyik. Tapi tidak asyik lagi jika itu memicu tuntutan hukum di kemudian hari. Tidak semua orang senang wajahnya difoto dan disebarkan tanpa izin, terlebih lagi jika terkait hal negatif.

7. Bersikap antisisosial

Sedang makan siang bersama dengan keluarga, tapi Anda asyik sendiri dengan ponsel? Jika dilakukan sebentar saja, tidak masalah. Namun kalau dilakukan sepanjang waktu, rasanya tidak etis lagi. Anda akan dicap antisosial, tidak menghargai kehadiran orang lain di sekitar Anda.

8. Berbicara lama di ponsel di ruang publik

Pernah sebal melihat orang yang berbicara lantang dan lama di ponselnya saat ada di ruang publik? Mengganggu orang sekitar dengan percakapan yang mereka tak perlu tahu, adalah tidak etis sama sekali. Sama saja Anda mengumbar kehidupan pribadi. Jika terpaksa dilakukan melakukan obrolan di telepon di ruang publik, coba pelankan suara, dan usahakan pembicaraan seefektif mungkin. Atau Anda bisa mencari tempat yang agak sepi.

9. Meminta orang lain diam saat Anda menelepon

Mengeluarkan suara “Ssssst” agar orang di sekitar Anda diam saat Anda menelepon adalah sangat tidak sopan. Jika memang obrolan di telepon itu sangat penting, pergilah ke tempat sepi, bukan menyuruh orang lain diam.

10. Mengirim SMS ke orang yang jaraknya dekat

Jika orang itu hanya berjarak beberapa meter atau bahkan ada di ruangan sebelah, sebaiknya temui dia dan langsung berkomunikasi. Berkirim SMS ke orang yang jaraknya cukup dekat terkesan Anda sangat malas untuk berinteraksi langsung dengannya.

Sumber artikel: pcworld.com

Bosan ditanya “Kapan Kawin??” Begini Jawabnya



Jika Anda masih lajang, Anda pasti sudah berulangkali mendengar pertanyaan seperti, “Kok belum kawin, sih?” atau “Kapan kawin?” atau “Kamu sih, pilih-pilih!”. Si penanya mungkin tak sadar, betapa menjengkelkannya mendengar pertanyaan seperti itu. Anda sudah mendengarkannya sejak tahap Anda merasa terganggu dengan pertanyaan semacam itu, mulai kebal, hingga mulai terganggu lagi (ketika sadar usia sudah mendekati 35 tahun). 
Mungkin si penanya memang tak bermaksud menyinggung perasaan Anda, karena itu memang pertanyaan standar yang akan dilontarkan orang ketika sudah lama tak bertemu. Oleh karena itu, daripada stres karena mendapat pertanyaan yang itu-itu saja, lebih baik Anda mencoba menjawabnya dengan cara yang berbeda. Entah itu dengan mengutarakan pandangan Anda tentang pernikahan, atau menanggapinya dengan jokes saja. Yang penting, jawablah dengan tenang namun tetap percaya diri. Nah, berikut jawaban yang bisa Anda berikan:

“Belum ketemu yang seiman. Kalau sudah seiman pun, belum tentu langsung cocok, kan?” 
Jawaban ini akan membuat si penanya respek terhadap kondisi Anda. Bahwa, menemukan pasangan yang seiman adalah prinsip Anda, dan ini jauh lebih elegan daripada menikahi siapa saja karena sudah didesak untuk menikah.

“Yah, gimana dong, dulu aku terlalu lama menghabiskan waktu dengan orang yang salah. Sekarang, aku lagi sibuk-sibuknya. Tapi aku tetap mencari, kok!”
Jawaban ini menunjukkan bahwa Anda bersikap realistis dengan kondisi Anda. Anda terlihat percaya diri, namun tetap rendah hati. Setiap orang pernah berbuat kesalahan, dan Anda ingin memperbaikinya. Siapa tahu, akibatnya si penanya akan mengenalkan Anda pada temannya.

“Kalau aku tahu jawabannya, mungkin aku sudah menikah sekarang, dan kamu jadi patah hati!”
Anda bisa mengatakan hal ini jika yang bertanya seorang pria, dan Anda merasa tertarik padanya. Bila ia juga masih lajang, bukan tak mungkin jawaban ini akan membuka peluang baginya untuk menjajaki hubungan dengan Anda.

“Ah, senang juga kok, tetap melajang. Nggak ada yang melarang kalau mau keluar kota, dan nggak perlu kompromi soal apapun.”
Anda menunjukkan bahwa menjadi lajang tak selamanya merugikan, atau memalukan. Namun, sampaikan jawaban itu dengan ekspresi yang meyakinkan. Bila tidak, Anda hanya akan dianggap menghibur diri, atau bersikap defensif. Kalau Anda memang masih menikmati kehidupan lajang, kalimat ini menjadi cara yang baik untuk menjawab pertanyaan.

“Aku masih mencari pria beruntung yang akan mendapatkanku….”
Wow… great answer, great sense of humour! Berikan senyuman Anda yang paling menawan, dan tunjukkan kepribadian Anda yang menyenangkan. Jawaban ini juga membuat si penanya sadar bahwa perempuan tetap harus mencari pria yang baik dan dapat diandalkan, karena Anda pun punya kualitas yang sama. Hanya karena masih lajang, tak berarti Anda desperate.

“Aduh, belum ketemu Mr Right, nih! Cariin, dong!”
Nah, ini jawaban yang akan menguntungkan Anda. Bila Anda memang cukup sibuk sehingga tak terlalu sering meluangkan waktu senggang bersama teman-teman, si penanya akan merasa tergerak untuk mengenalkan Anda dengan teman-temannya. Bahkan, Anda mungkin bisa mendapat kenalan lebih dari satu. Asyik, kan?

“Ya, jelas harus pilih-pilih dong! Kalau tiba-tiba dia ternyata perampok bank, gimana?”
Ini juga jawaban yang asyik, karena Anda menanggapi tuduhan “pilih-pilih” tadi dengan humor. Percayalah, sebagai perempuan Anda memang harus memilih pria yang mampu mendampingi Anda seumur hidup. Dan ini tak mungkin dicapai bila Anda tergesa-gesa memutuskan pria yang ingin Anda nikahi. Tentu, pilih-pilih yang dimaksud bukan “pilih yang ganteng, jangkung, kaya, atau terkenal”.
Sekali lagi, apapun jawaban yang Anda berikan, Anda harus percaya dengan apa yang Anda katakan. Bila Anda “membaca” bahwa percakapan itu akan berlarut-larut, segeralah mengganti topik pembicaraan. Ini memperlihatkan bahwa Anda tak bisa diatur olehnya. Lagipula, jika si penanya tergolong orang yang usil atau gemar mengurusi orang lain, tak ada gunanya meladeninya.

Mengapa Warga LDII Kaum Laki-laki Bercelana Ngatung di atas Mata Kaki?



Warga LDII berpakaian ngatung (bahasa jawa : cingkrang) di atas mata kaki seperti itu dalam rangka menta’ati sabda Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam yang tercantum di dalam Hadits Abu Daud, Kitaabul Libaas (Catatan Pakaian) , Juz 2, Bab Perkiraan Tempat Pakaian, secara berturut-turut akan dijelaskan di bawah ini:
Yang artinya : “Pakaian orang islam itu sampai separo betis dan tidak berdosa jika antara separo betis dengan kedua mata kaki, pakaian yang melebihi kedua mata kaki itu dalam neraka. Barang siapa yang melembrehkan (memanjangkan pakaiannya sampai melebihi kedua mata kakinya) dengan sombong (sengaja menolak kebenaran dan meremehkan), maka Alloh tidak akan memperhatikannya”.

Di dalam Hadits Tirmidzi Juz 3 hal 516, dari Abi Dzar, Nabi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: 
Yang artinya: “Ada tiga golongan, pada hari Kiamat kelak Alloh tidak akan memperhatikan mereka dan tidak akan mensucikan mereka dan mereka memperoleh siksa yang pedih. Kami (Abi Dzar) bertanya: “Siapa mereka itu, ya Rosuulallooh? Mereka itu sungguh rugi dan merugi”. Maka Rosuulullooh bersabda: “Orang yang mengungkit-ungkit dan orang yang mengisbal/melembrehkan pakaiannya dan orang yang menawarkan barang dagangannya dengan bersumpah dusta”.


Di dalam Hadits Shohih Bukhori, Kitaabul Libaas, Nabi bersabda:
Yang artinya: “Pakaian yang lebih bawah daripada kedua mata kaki 
maka di dalam neraka”

Di dalam Hadits Abu Daud, Kitaabul Libaas, Juz 2, Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda:
Yang artinya: ”Dan tinggikanlah pakaian kamu sehingga separo betis, jika kamu tidak mau maka separo kedua mata kaki, dan takutlah akan melembrehkan/memanjangkan pakaian karena itu termasuk kesombongan. 
Dan sesungguhnya Alloh tidak senang pada kesombongan ”. 

Di dalam Hadits Ibnu Majah, Juz 2, Kitaabul Libaas, Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda:
Yang artinya: “Makanlah dan minumlah dan bershodaqohlah serta berpakaianlah selama itu tidak isroof (berlebihan) atau makhilah (sombong)”.

Kenyataan yang banyak kita jumpai di kalangan ulama’ atau pun umat, mereka memakai celana panjang yang isbaal menutupi mata kaki berdalih ”Biarkan saja celana saya isbal/melembreh melampaui mata kaki yang penting saya tidak sombong, tidak apa-apa kok”. Padahal dengan tetap saja berpakaian isbaal melampaui kedua mata kaki sudah cukup terbilang sombong. Karena tidak mengindahkan ketetapan Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi Wasallam. Di dalam Hadits Tirmidzi Juz 4 hal 66, Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
Yang artinya: “Ada seorang laki-laki keluar (dari rumahnya), ia termasuk orang sebelum ada kalian, ia mengenakan pakainnya, ia sombong dalam berpakaian, maka Alloh memerintah bumi (untuk menelannya), terus bumi mengambil/menelannya lalu ia meronta-ronta di dalam bumi, atau nabi bersabda: “Ia meronta-ronta sampai hari kiamat”.

Di dalam Hadits Shohih Muslim, Juz 1, Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam bersabda: 
Yang artinya : “(yang dimaksud dengan) Kesombongan adalah menolak yang haq (kebenaran) dan meremehkan manusia”. 
Jadi, pengertian sombong itu ada dua, yaitu sombong terhadap Alloh dan Rosul-Nya, yakni tidak mengindahkan firman Alloh dan sabda Rosul-Nya. Dan sombong terhadap manusia, yaitu meremehkan manusia.
Akibat dari sombong kepada Alloh, terancam masuk Neraka Jahannam. Di dalam Al-Qur’an, Surat Al-Mu’min, No. Surat: 40, Ayat : 60, Alloh berfirman:
Yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina-dina”.

Akibat dari sombong kepada Rosululloh, terancam sholatnya tidak diterima. Di dalam Hadits Abu Daud, Kitaabul Libaas, Juz 2, dari Abi Huroiroh berkata: Suatu saat ada seorang laki-laki sholat dengan mengisbaalkan/memanjangkan/melembrehkan pakaiannya sampai melampaui mata kaki alias nyapu jagad lantas Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam bersabda kepadanya:

Yang artinya: “Pergilah terus berwudhu’lah kamu”. Lantas ia pergi lalu bewudhu’ kemudian ia datang lagi, terus Rosuulullooh bersabda “Pergilah terus berwudhu’lah kamu”. Maka ada seorang laki-laki berkata kepada Rosuulullooh “Ya Rosuulullooh, mengapa engkau menyuruhnya berwudhu”. Kemudian Rosuulullooh diam karenanya. Rosuulullooh bersabda “Karena ia sholat mengisbaalkan/melembrehkan pakaiannya sehingga melampaui mata kakinya sedangkan sesungguhnya Alloh Ta’alaa tidak menerima sholat seorang laki-laki yang melembrehkan pakiannya melampaui mata kaki”. 

Jadi, sudah jelas menurut hadits-hadits diatas bahwa berpakaian ngatung di atas mata kaki itu merupakan pakaian Muslim (orang Islam) bukan ciri-ciri pakaian warga LDII atau sekedar mengikuti trendy mode. Karena warga LDII merasa dirinya sebagai Muslim, sebagai umat Rosuulullooh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam yang konsekuen, patuh maka mereka mengenakan pakaian seperti itu dengan membuang rasa malu, gengsi dan ego diniati ibadah karena Alloh dan menjalankan sunnah. Sudah seharusnya-lah orang muslim berpakaian seperti itu. Dan jangan dianggap bahwa berpakaian seperti itu sesuatu yang sepele, norak atau kampungan. Warga LDII menyadari akan sabda Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam di dalam Hadits Tirmidzi Bab-bab Birru Washillah (Berbuat baik dan Sambung Famili), yang berbunyi:
Yang artinya: “Takutlah kamu kepada Alloh di manapun kamu berada”.

Sementara banyak orang yang merasa malu untuk berpakaian ngatung seperti itu. Kalaupun ia mau berpakaian ngatung paling banter pada waktu sholat saja, tapi pada saat di luar sholat, seperti ke kantor, dan lain-lain pakaiannya kembali menutupi kedua mata kaki. Dalam rangka takut atau takwa kepada Alloh itu mestinya tidak demkian. Di dalam Al-Qur’an, Surat Al-Mujaadilah, No. Surat: 58, Ayat: 7, Alloh berfirman:
Yang artinya: “Dia (Alloh) bersama mereka dimanapun mereka berada. Kemudian, pada hari kiamat Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan”.

Maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa berpakaian muslim “ngatung” di atas mata kaki itu tidak hanya dipakai waktu sholat saja, namanya saja pakaian orang muslim sudah barang tentu selalu dipakai setiap sa’at, 24 jam, dimanapun kita berada, selama kita masih merasa sebagai orang muslim. Kalau kita sebagai umatnya tidak mau berpakaian seperti itu lalu siapa yang akan mengindahkan sabda Rosuulullooh tersebut? Katanya kepingin masuk surga, kok membangkang, mengikuti hawa nafsu, tidak taat kepada Rosuulullooh! Ingatlah Pribahasa mengatakan “Pelari marathon gagal mencapai garis finish bukan karena sepatunya terganjal gunung melainkan karena di dalamnya ada batu kerikil”. Begitu juga orang gagal masuk surga karena ia mati masih membawa dosa. Tentu bukan karena dosa dari berbuat zina atau membunuh orang dan bukan juga karena murtad melainkan sebab dosa dari melembrehkan pakaiannya hingga melebihi kedua mata kaki. Kalau berzina, membunuh orang, murtad hukumnya sudah jelas, yaitu jika berzina dirajam atau dicambuk, jika membunuh orang diqishos yaitu ganti dibunuh, jika murtad dari agama Islam dibunuh. Tapi terkadang ulama' dan ummat ini malah tergelincir ke neraka hanya karena hal-hal yang dianggap dosa remeh atau bahkan merasa tidak berdosa bila melanggarnya, atau boleh jadi malah merasa tidak melanggarnya. Contoh berpakaian isbaal atau melembreh hingga menutupi kedua mata kaki. Padahal banyak dosa yang didapat. Coba bayangkan, ketika orang laki-laki yang berpakaian celana isbaal ini masuk WC hendak buang air seni "kencing" terkadang celana panjangnya hanya digulung ujungnya, ketika ia kencing dengan berdiri tanpa sadar ada cipratan kencing yang mengenai celana, dan juga memercik ke lantai ditempat ia berdiri, sementara lantainya tidak dapat membunag air dengan lancer maka pada saat ia menurunkan celananya kembali celananya menyentuh air di lantai yang sudah terkontamisi air kencing lalu ia berjalan masuk masjid atau musholla, ditambah lagi dengan lantai mulai dari WC sampai lantai ruang masjid menyatu, tidak ada batas tanah pemisah jarak antara WC dan ruang musholla atau masjid, dan tidak mengenakan sandal atau bakiak yang telah disediakan sehingga di khawatirkan pada waktu si pulan masuk kemasjid telapak kakinya atau ujung celananya tanpa sadar membawa najis percikan kencing yang dapat merusak sholatnya sendiri dan sholatnya orang lain. Padahal sebab perbuatannya, tidak hanya diri sendirinya yang terancam sholatnya tidak diterima dan mendapat siksa kubur, tetapi juga orang lain yang ikut menanggung akibatnya, sebab najis yang tidak perhatikannya. Di samping itu berarti dia tidak ikut serta menjaga kesucian musholla atau masjid. Maka, pastaslah kalau kelak di dalam kubur ia mendapat adzab. Telah diungkapkan di dalam Hadits Ibnu Majah Juz 1 hal 125, yang diriwayatkan oleh Abi Huroiroh, Abu Huroiroh berkata” Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam bersabda: 
Yang artinya: “Kebanyakan siksa kubur itu di karenakan oleh kencing 
(kurang pandai menjaga najis dari air seni/kencing)”.

Di dalam Hadits Bukhori yang diriwayatkan dari Ibni Abbas, berkata : “Nabi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam lewat pada dua kuburan, maka Nabi Shollalloohu ‘Alaihi Wasllam bersabda : 

Yang artinya: “Sesungguhnya mereka berdua sedang disiksa, mereka bukan disiksa karena dosa besar. Salah satu mereka disiksa karena tidak membersihkan dari air kencing. Adapun yang satunya lagi disiksa karena suka adu domba”.

Sayang sekali kan, mendapat siksa kubur dan terancam masuk neraka hanya karena tidak paham hal-hal yang dianggapnya remeh seperti itu. Alloh Ta'alaa telah berfirman di dalam Al-Qur’an, Surat Thoohaa, No. Surat: 20, Ayat: 74, yang berbunyi:
Yang artinya: “Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya Neraka Jahannam, di dalamnya ia tidak mati, tidak (pula) hidup”.

Bagi orang laki-laki muslim berpakaian ngatung di atas mata kaki itu merupakan "Libaasut Taqwaa" pakaian taqwa, sehat, jauh dari kotoran, kuman dan najis, sayang isteri karena mudah mencucinya serta cermin orang muslim yang bertaqwa kepada Alloh. Alloh berfirman di dalam Al-Qur’an, Surat Al-A’roof, No. Surat: 7, ayat: 26, yang berbunyi:
Yang artinya: “Dan pakaian taqwa, itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Alloh, agar mereka selalu ingat”.

Hasilnya orang muslim yang taat kepada Alloh dan Rosuul-Nya adalah masuk surga. Dasarnya adalah firman Alloh dalam Al-Qur’an, Surat An-Nisa’, No. Surat: 4, Ayat: 13, yang berbunyi: 
Yang artinya: “Dan barangsiapa ta’at kepada Alloh dan Rosuul-Nya, niscaya Alloh memasukkannya kedalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai (sungai susu, madu, arak dan air tawar) dan mereka (hidup) kekal di dalamnya, dan itulah keberuntungan•yang besar”.

Hasilnya orang muslim yang mendurhakai Alloh dan Rosuul-Nya adalah masuk neraka. Dasarnya adalah Al-Qur’an Surat An-Nisa’ No. Surat: 4, Ayat: 14, yang berbunyi:
Yang artinya: “Dan barang siapa yang menentang kepada Alloh dan Rosuul-Nya dan melanggar batas-batas/ketentuan-Nya maka Alloh memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia mendapat siksa yang menghinakan”.

Dalam beribadah hendaknya kita jangan melihat pantas atau tidaknya menurut manusia termasuk dalam hal berbusana muslim tetapi melihatlah dasar hukumnya menurut Alloh dan Rosuul-Nya, karena hanya Alloh dan Rosuul-Nya yang dapat menjamin seseorang masuk surga atau neraka. Dan setiap aktivitas ibadah termasuk berbusana muslim jangan lupa kita niati semata-mata hanya karena Alloh, mengharapkan mendapat rohmat, keridhoan Alloh dan merasa takut dari adzab, murka, neraka Alloh sehingga ibadah kita tidak akan lapuk karena hujan dan tidak akan lekang karena panas, maju bukan karena pujian dan mundur bukan karena cacian tetapi semata-mata karena idzin Ilaahi Robbi. Di dalam Al-Qur’an, Surat Al-Isroo’, No. Surat:17, Ayat: 57, Alloh berfirman:
Yang artinya: “Dan mereka megharapkan rohmat-Nya, dan takut akan adzab-Nya”.

Mudah-mudahan dengan memahami yang benar terhadap dalil-dalil tersebut di atas, kita dapat mengubah cara berbusana kita yang belum sesuai dengan yang diinginkan oleh Rosuululoohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam menjadi berbusana muslim, berpakaian taqwa "BUSANA SYAR'I". Berpakaian yang diharapkan Alloh dan Rosuulullooh. Karenanya berpakaian ngatung adalah cermin dari hamba Alloh yang takwa asalkan itu dilakukan karena kesadaran hati atas ilmunya, bukan teturut munding, alias ikut-ikutan..

Mengacungkan Tangan setelah Sholat Berjama'ah



Ada pemandangan yang unik dan khas setiap setelah shalat berjamaah di Masjid LDII, yang tidak akan kita jumpai di Masjid-Masjid lain, yaitu; Biasanya setelah salam Imam akan berbalik menghadap makmum, lalu masing-masing (baik imam maupun makmum) dzikir dan dilanjutkan berdo'a sesuai dengan hajatnya masing-masing, saat itu jika ada makmum yang mau terlebih dahulu keluar, biasanya terus menghadapkan wajah ke arah imam seraya mengacungkan tangan, dan kalau kebetulan imam melihatnya maka akan menganggukkan kepala.
Bagi gerombolan Salafy atau mantan LDII yang telah selingkuh kepada mereka, kebiasaan warga LDII itu mereka hukumi BID’AH bahkan disertai dengan pelecehan, kata mereka : Orang-orang LDII kalau bubaran shalat akan mengeluarkan jurus “Semar Mendem/Mabok” (Semar adalah tokoh pewayangan yg biasanya kalau berjalan sambil mengacungkan tangan),…SUBHANALLAH !


Lalu apa gerangan yang menjadi “hujjah” bagi warga LDII melakukan perbuatan yg “asing” tsb, apakah benar warga LDII yang telah berpuluh-puluh tahun melakukan hal tsb berarti melakukan bid’ah ?
Jawab : Perbuatan warga LDII yang akan keluar Masjid; menghadapkan wajah ke arah imam seraya mengacungkan tangan adalah pertanda orang yg bersangkutan minta izin kpd imam bahwa dia tidak bisa duduk lebih lama untuk menunggu bubarnya imam.

Kenapa harus menunggu imam bubar ?
Jawab : Sebab itulah yangg diperintahkan oleh Rasulullah shallallohu alaihi wasallam
Dari Anas, sesungguhnya Nabi s.a.w mengajak mereka untuk mengerjakan shalat (berjamaah) dan melarang mereka bubar sebelum bubarnya beliau dari shalat. HR. Abu Dawud : 624 (1/240), tahqiq syaikh al-Albani : shahih.

Tapi kan tidak ada Hadits yg menerangkan para Sahabat r.a mengacungkan tangan ke arah Nabi ketika mau terlebih dahulu pergi/bubar ?
Jawab : Adanya tidak dijumpai Hadits yg menerangkan para sahabat ngacungkan tangan sebab di zaman Rasulullah S.A.W para sahabat sangat disiplin, mereka (khususnya kaum lelaki) tidak ada yang pergi meninggalkan Masjid sebelum Rasulullah S.A.W beranjak pergi, berdasarkan Hadits ini (artinya):

Dari Ummi Salamah istri Nabi s.a.w, sesungguhnya orang-orang perempuan di zaman Rasulullah s.a.w ketika salam dari shalat wajib mereka berdiri, sedangkan Rasulullah s.a.w dan orang-orang lelaki yang ikut shalat berjamaah tetap di tempat sekehendak Allah, ketika Rasulullah s.a.w berdiri maka orang-orang lelakipun ikut berdiri. HR. Al-Bukhari : 828 (1/295).

Apalagi biasanya setelah shalat berjamaah ada hal yg penting berupa nasehat atau berita-berita yg akan disampaikan oleh Nabi s.a.w (sama halnya di jamaah kita, biasanya setelah shalat ada nasehat atau pengumuman yg akan disampaikan, hal ini yg tidak ada di Masjid2 selain masjid LDII jadi kelihatannya “asing” padahal yg asing inilah yang benar dan mengikuti adab/tatakarama yang ditanamkan oleh Rasulullah s.a.w kepada Sahabat2nya.

Singkatnya berdasarkan dalil-dalil di atas sebenarnya orang yg setelah salam terus “nyelonong” pergi meninggalkan Masjid sebelum imam dengan “tidak izin” mereka inilah yg sadar atau tidak sadar telah tidak mematuhi adab shalat berjamaah yg diajarkan oleh Rasulullah S.A.W, sedangkan orang yang tidak mentaati Adab maka disebut (maaf) BIADAB !!!

Sholat



1. Dalil-dalil Ucapan Imam Sholat Untuk Meluruskan Shof / Barisan Sholat 

1. Yang artinya: Dari Anas bin Malik, berkata: "Ketika sholat diqomati maka Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi Wasallam menghadapkan wajahnya pada kami, lalu beliau bersabda: "Luruskanlah barisan kalian dan merapatlah kalian, sesunggunya aku dapat melihat kalian di belakang punggungku". (HR. Bukhori).

2. Yang artinya: Dari Abi Mas'ud, berkata: "Pada saat mau sholat Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi Wasallam mengusap pundak-pundak kami dan beliau, bersabda: "Luruslah kalian, dan jangan bengkok (kalau bengkok) berarti hati kalian juga bengkok, orang-orang yang sudah baligh dan berakal agar mendekati saya". (HR. Muslim).


3. Yang artinya: Dari Anas, berkata: "Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, bersabda: "Luruskanlah barisan-barisan kalian, sesunggunya meratakan barisan termasuk sempurnanya sholat". (HR. Abu Daud).

4. Yang artinya: Dari Anas, sesungguhnya Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, bersabda: "Luruslah kalian, luruslah kalian, luruslah kalian, demi Yang diriku di tangan-Nya, sesungguhnya aku dapat melihat kalian di belakangku sebagaimana aku dapat melihat kalian di depanku". (HR. Nasaa-i).

5. Yang artinya: Dari Anas, dari Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, bersabda: "Luruskanlah barisan-barisan kalian, sesungguhnya aku dapat melihat kalian yang ada di belakangku". Dan salah satu kami (Anas) ada yang menempelkan pundaknya pada pundak temannya dan telapak kakinya pada telapak kaki temannya. (HR. Bukhori).


2. Dali-dalil Ketertiban Dalam Sholat

1. Yang artinya: Alloh Yang Maha Tinggi, berfirman: "Maka ketika kamu telah merasa aman, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu (wajib) yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman". (QS. An-Nisaa', No. Surat: 4, Ayat: 103).

2. Yang artinya: Alloh Yang Maha Tinggi, berfirman: "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sholatnya". (QS. Al-Mu'minuun, No. Surat: 23, Ayat: 1-2).

3. Yang artinya: Alloh Yang Maha Tinggi, berfirman: "Dan orang-orang yang memelihara sholat-sholatnya".(QS. Al-Mu'minuun, No. Surat: 23, Ayat: 9).

4. Yang artinya: Dari Abu Huroiroh dari Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, bersabda: "Ketika kalian mendengar qomat maka berjalanlah menuju sholat dengan tenang (tidak usah lari-lari), lagi tenang (tidak usah teriak-teriak), dan jangan terburu-buru, lalu sholatlah sesuai dengan apa yang kalian jumpai, sedangkan apa yang kalian ketinggalan maka sempurnakanlah". (HR. Bukhori).

5. Yang artinya: Dari Abu Huroiroh, berkata: "Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, bersabda: "Ketika kalian mendatangi sholat maka janganlah kalian mendatanginya dengan terburu-buru, namun datangilah dengan berjalan biasa dan tenang (tidak usah lari-lari), kerjakanlah apa yang kalian jumpai, sedangkan apa yang kalian ketinggalan maka bayarlah". (HR. Nasaa'i).

6. Yang artinya: Dari Mu'adz bin Jabal, berkata: "Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, bersabda: "Ketika salah satu kalian mendatangi sholat sedangkan imam dalam keadaan tertentu (kondisi tengah melakukan bagian dari gerakan sholat) maka berbuatlah seperti apa yang tengah dilakukan imam". Abu Isa (Tirmidzi), berkata: "Hadits ini adalah sebuah hadits yang asing, yang mana kami tidak mengetahui pada seorangpun yang menyandarkannya kecuali apa (hadits) yang telah diriwayatkan dari semacam ini, namun hadits ini diamalkan oleh para ahli ilmu, mereka berkata: "Ketika seorang laki-laki datang sementara imam sedang keadaan sujud, maka hendaklah ia sujud, namun ia tidak mendapatkan roka'at karena ia telah tertinggal rukuk bersama imam". Dan Abdulloh bin Mubarok memilih bahwa si laki-laki tersebut agar sujud bersama imam, dan Abdulloh bin Mubarok menyebutkan dari sebagian mereka

7. Yang artinya: Abu Huroiroh, berkata: "Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, bersabda: "Tengahkanlah posisi imam dan tutuplah sela-sela barisan". (HR. Abu Daud).

8. Yang artinya: Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, bersabda: "Letakkanlah pandangan matamu pada tempat sujudmu". (HR. Ad-Dailami).

9. Yang artinya: Dari Abu Sa'id Al-Khudriyyi, sesungguhnya Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, bersabda: "Sejelek-jeleknya manusia yang mencuri, yaitu orang yang mencuri sholatnya". Mereka (sahabat) berkata: "Bagaimana dia mencuri sholatnya?" Rosululloh bersabda: "Dia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya". (HR. Abu Daud).

10. Yang artinya: Dari Abu Huroiroh, sesungguhnya Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam masuk masjid, terus ada seorang laki-laki masuk mengerjakan sholat, kemudian dia datang lantas ia memberi salam pada Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, lalu Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam pun menjawabnya "'Alaihis Salaam". Lanjut Nabi bersabda: "Kembalilah, lalu sholatlah, sesungguhnya kamu belum sholat! Kemudian dia datang lagi dan memberi salam pada Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam. Terus Nabi bersabda: "Kembalilah, lalu sholatlah, sesungguhnya kamu belum sholat! (hal yang serupa dia kerjakan sampai) tiga kali. Lantas dia berkata: "Demi Yang telah mengutus pada engkau dengan benar, aku sudah tidak dapat berbuat yang lebih baik lagi dari itu, oleh karenanya ajarilah aku! Nabi bersabda: "Ketika kamu berdiri (mau mengerjakaan) sholat, takbirlah dan bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-Qur'an, kemudian rukuklah hingga tenang, kemudian berdirilah hingga berdiri tegak lurus, kemudian sujudlah hingga tenang, kemudian duduklah hingga tenang, kemudian sujudlah hingga tenang, kemudian lakukanlah seperti itu dalam semua sholatmu! (HR. Bukhori).

11. Yang artinya: "Dari Abdillah bin Yazid, Barok telah bercerita pada kami. Adapun dia bukanlah seorang pendusta, ia berkata: "Pernah terjadi pada kami, yaitu ketika kami sholat di belakang Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, beliau mengangkat kepalanya dari rukuk, ada seorang laki-laki di antara kami yang tidak membungkukkan punggungnya hingga Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi Wasallam sujud lalu kamipun sujud". (HR. Tirmidzi).

12. Yang artinya: Dari Muhammad bin Ziyad, aku mendengar Abu Huroiroh dari Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, bersabda: "Apakah salah satu kalian tidak khawatir, atau tidak takut yaitu ketika ia mengangkat kepalanya sebelum imam bila Alloh menjadikan kepalanya jadi kepala himar atau Alloh menjadikan bentuknya bentuk himar? (HR. Bukhori).

13. Yang artinya: Dari Muhammad bin Ziyad, berkata: Barok telah bercerita pada kami. Adapun dia bukanlah seorang pendusta, ia berkata: "Pernah terjadi, ketika Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi Wasallam mengucapkan: "Sami'alloohu Liman Hamidah(u)", ada salah satu orang di antara kami yang tidak membungkukkan punggungnya sehingga Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasaallam turun sujud, kemudian kami pun (ikut) turun sujud sesudah beliau". (HR. Bukhori).

14. Yang artinya: Dari Abi Humaid As-Saidiy, berkata: "Ketika Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi Wasallam rukuk betul-betul lurus, beliau tidak menengadahkan kepalanya, juga tidak menundukkannya, dan beliau meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya". (HR. Nasaa'i).

15. Yang artinya: Sesungguhnya pernah terjadi ketika Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi Wasallam sujud beliau merenggangkan kedua tangannya jauh dari kedua ketiaknya, sehingga aku (Abdilla) melihat kedua ketiaknya putih". (HR. Muslim).

16. Yang artinya: Dari Maimunah, berkata: "Pernah terjadi, ketika Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam sujud seandainya ada anak kambing lewat di antara depannya tentu bisa lewat". (HR. Muslim).

17. Yang artinya: Dari 'Aisyah, sesungguhnya Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam sholat dengan mengenakan baju ghomis yang bergambar, dan beliau bersabda: "Gambar ini mengganggu saya pergilah kalian ke tempatnya Abu Jahmin dan datangkanlah baju polosnya Abu Jahmin pada saya!. (HR. Muslim).
              

3. Bab Imam Tidak Boleh Berdo'a Khusus Untuk Dirinya Sendiri

1. Yang artinya: "Dari Tsauban, berkata: "Rosulullohii Shollallohu 'Alaihi Wasallam, bersabda: "Seorang hamba yang mengimami tidak boleh berdo'a hanya mengkhususkan untuk dirinya sendiri tanpa mendo'akan mereka (sebagai makmum). Jika imam tersebut berbuat demikian berarti dia mengkhianati mereka (makmum)". (HR. Ibnu Majah, juz 1 hal 298).


4. Bab Tetap Sholat Meski Diimami Oleh Imam Pajir

1. Yang artinya: "Dari Abi Huroiroh, berkata: ""Rosulullohii Shollallohu 'Alaihi Wasallam, bersabda: "Sholat maktubah (sholat fardhu) berhukum wajib dikerjakan di belakang setiap orang Islam yang baik atau yang pajir dan meskipun ia melakukan dosa-dosa besar". (HR. Abu Daud, juz 1 hal 140).


5. Bab Alloh Tidak Menerima Sholat Imam yang Tidak Menghukumi Berdasar Apa yang Telah Alloh Turunkan

1. Yang artinya: "Alloh tidak menerima sholat imam yang menghukumi dengan selain apa yang telah Alloh turunkan, dan Alloh tidak menerima sholat seorang hamba yang tidak bersuci (berwudhu), dan Alloh tidak menerima shodaqoh dari hasil curian". (HR. Al-Hakim).

2.Yang artinya: "Akan ada/terjadi sesudahku (nabi), yaitu para umaro'/amir (pengatur/pengurus) yang mengakhirkan waktu sholat, ketika kamu sekalian menghadiri sholat bersama mereka, maka sholatlah kamu sekalian". (HR. Thobrooni fil Ausath).

3. Yang artinya: "Akan ada para umaro' yang tersibukkan oleh beberapa macam urusan hingga mereka mengakhirkan sholat jauh dari waktunya, maka sholatlah kamu sekalian tepat pada waktunya dan jadikanlah sholat kamu sekalian bersama mereka itu sebagai sholat sunnah". (HR. Ahmad fii Musnadihi).

4. Yang artinya: "Akan ada atas kamu sekalian para umaro' yang sholat dengan (mengimami) kamu sekalian, jika mereka menyempurnakan ruku', sujud dan apa pun yang ada dalam sholat maka itu manfa'at bagi kamu sekalian juga manfa'at bagi mereka, jika mereka mengurangi dari sholat itu maka manfa'at bagi kamu sekalian dan berat bagi mereka". (HR. Ad-Daaru Quthni).

5. Yang artinya: "Ketika ada atas kamu sekalian para umaro' yang memerintahkan kamu sekalian sholat, dan zakat, dan berjihad dalam jalan Alloh, maka sungguh Alloh telah mengharomkan kamu sekalian mencela mereka dan halal bagi kamu sekalian sholat di belakang mereka". (HR. Thobrooni).

6. Yang artinya: "Bahwasannya akan ada atas kamu sekalian para umaro' yang sholat pada selain waktunya, ketika mereka mengerjakan begitu maka mengerjakanlah kamu sekalian sholat pada waktunya, dan jadikanlah sholat kamu sekalian yang bersama mereka itu sebagai sholat tambahan (sunnah)". (HR. Thobrooni fil Ausath).

7.Yang artinya: "Sholatlah kamu sekalian di belakang setiap orang yang baik maupun yang pajir, dan menyolatilah kamu sekalian pada setiap orang yang baik maupun yang pajir dan berjihadlah kamu sekalian bersama setiap orang yang baik maupun yang pajir". (HR. Baihaqi fii Sunan).